Sarang Olang

Gambar disamping adalah "Fatamorgana" mata anda, gambar disamping adalah gambar gunung berapi yang terletak di desa sarang helang. Gunung itu hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat "khayaliscop eyes". Bagi anda yang ingin tahu lebih lanjut tentang alat itu, anda bisa menghubungi saya. Karena alat itu adalah terobosan masa depan yang bakalan membuka mata dunia. Kita kembali pada tentang sarang helang. Sarang helang adalah sebuah desa yang terletak dipinggiran pantai. Mayoritas masyarakatnya adalah beragama muslim semua dan penduduknya pada bagian pesisir pantai adalah sebagai nelayan sedangkan pada bagian yang jauh dari dari pesisir pantai adalah bertani. Para petani disarang helang adalah berkebun, kebanyakan masayarakat disini adalah berkebun kelapa. Keekonomian masyarakat didaerah ini cukup memprihatinkan. Contohnya seorang kepala rumah tangganya demi menafkahi keluarganya dia bekerja sebagai petani pemanen hasil kebun orang lain. Bukan gampang untuk melakukannya, pekejaan ini sangatlah berat. Berikut ini adalah proses pemanenan kelapa :
  1. Buah kelapa diambil dengan menggunakan galah kait (bentuknya seperti sabit yang diletakkan pada ujung galah)
  2. Setelah dikait, buah kelapa dikumpulkan pada suatu tempat, biasanya tugas ini dilakukan oleh orang yang telah ditentukan.
  3. Selanjutnya kelapa di kapak (kelapa dibelah dengan menggukan kampak) @ oleh orang yang telah ditentukan
  4. Isi buah kelapa itu kemudian diambil. Biasanya dengan mengguakan cungkil (alat untuk mengeluarkan isi buah kelapa/terbuat dari besi)
  5. Kemudian isi kelapa tersebut itu dikumpulkan dan dimasukkan kedalam karung goni yang telah disediakan.
  6. Setelah terkumpul kemudian kelapa dijual pada tokeh (pembeli kelapa)
  7. Biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh beberapa orang, namun tak jarang pekerjaan ini dilakukan oleh satu orang saja.
Begitulah kehidupan sehari-hari masyarakat sarang helang. Kalau bicara tentang pendidikan, cukup memperhatinkan juga. Karena di daerah ini cuma ada 1 SD, 1 SMP Terbuka. Jika anak ingin melanjut ketingkat yang lebih tinggi, anak tersebut harus menempu jarak yang kurang lebih sekitar 8 km dengan mengendarai sepeda dan kondisi jalan yang tidak mendukung. Sedih memang, saya pun pernah mengalaminya. Jika pada saat turun hujan, jalanan akan menjadi becek dan kotor. Mau tidak mau saya harus menjalaninya, karena itulah takdir.